Thursday, 24 May 2018

Misi Dalam Markus, Paulus dan Yohanes


Misi Dalam Markus, Paulus, dan Yohanes

*      Misi Markus
Matius, Markus dan Lukas, sama-sama menceritakan tentang Yesus memanggil murid-murid. Namun Markus dan Matius menempatkan pemanggilan itu dalam situasi yang berbeda dengan Lukas.
Injil markus adalah kitab injil yang pertama ditulis bahkan diakui sebagai sumber pokok bagi kedua injil Sinoptik. [1]
Markus menceritrakan bahwa pemanggilan itu terjadi pada waktu Yesus berjalan menyusuri danau Galilea, Menurut Markus kristologi yang Yesus ceritakan adalah Anak Manusia yang menderita. Ciri penderitaan ini sangat melekat pada kristologi Yesus dalam Injil Markus. Kristologi yang demikian akan membawa Yesus kepada salib. 
Menurut Markus, model yang benar dari kemuridan seorang murid adalah mengikuti jalan penderitaan dan bersedia menderita sama seperti Yesus. Hanya melalui jalan penderitaan itu seorang sungguh-sungguh mengenal siapa Yesus itu. Menjadi murid Yesus dalam Injil Markus itu harus benar-benar mengenal siapa Yesus itu dan bagaimana cara Yesus menjalani tugas-Nya sebagai hamba yang menderita dan memikul salib. Karena dengan penderitaan itulah akan ada hidup yang kekal.[2]







*      Misi Paulus
Rasul Paulus dalam mengemban tugas pekabaran injilnya yang melakukan pengembangan dalam upaya penginjilannya yang bukan kepalang besarnya, di wilayah Asia keci, Yunani sampai ke Roma melalui Yerusalem. Selain itu juga, ia di beri gelar sebagai seorang pemikir perjanjian lama yang handal, dan seorang teolog yang dianugerahi karunia Roh dari Allah. Ada beberapa pokok yang menjadi pandangannya yang dapat di paparkan sebagai berikut :
1.      Menurut pandangan Paulus, pemberitaan injil Yesus Kristus tidak dapat di batas: artinya bersifat umum dan bukan esklusif. Tetapi Paulus merasa bahwa dirinya terpanggil secara khusus dari tengah-tengah orang-orang yang dianggap kafir. Melalui Kristus ia mendapat kemurahan dan diembani tugas sebagai Utusan Kristus (kharis kas apostole) untuk mengabarkan injil kepada bangsa-bangsa, agar mereka percaya dan taat kepada namaNya. Artinya kepada Pauluslah dipercayakan pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan yahudi.
2.      Jabatan sebagai rasul adalah jabatan yang khusus: artinya, bahwa gelar rasul yang melekat pada diri Paulus adalah tidak sesuai, alasannya ialah bahwa Paulus dahulunya adalah sebagai orang yang mengincar jemaat awal kekristenan.
3.      Berita injil harus disampaikan kepada segala otoritas yang ada di langit maupun di Bumi: artinya, Allah mempunyai ha katas segala sesuatu diseluruh dunia buatan tanganNya dalam kekuasaan Kristus berdasarkan karya salib Kristus.
4.      Pergumulan tentang hukum taurat. Kita mempunyai kemegahan didalam Kristus Yesus, karena ia telah membebaskan kita supaya kita benar-benar merdeka. Melalui Kristus maka hukum taurat digenapi. Melalui kemerdekaan itu di dalam Kristus manusia dibebaskan dari dosa karena anugerah Allah dalam Kristus yang adalah kegenapan hukum Taurat.
5.      Orang yang beriman dibenarkan melalui Kristus. Dalam Injil dinyatakan kebenaran Allah (Roma 1:17) Siapa yang percaya injil, Ia dibenarkan dalam Allah melalui Kristus.
6.      Segala orang percaya menjadi anak-anak Abraham dan diberkati bersama-sama dengan Abraham: artinya orang-orang kafir dimerdekakan dari belengu-belengu dan perhambaannya serta diterima dalam kalangan Israel atau umat perjanjian selaku anggota-anggota keluarga Allah yang dicangkokkan menjadi satu tubuh dan satu Roh.
7.      Dalam pandangan Paulus pun Israel memiliki prioritas baik dalam hukum maupun keselamatan menurut rancangan Allah. [3]
Secara umum, pada beberapa abad pertama dari suatu Gerakan Kristen mula-mula, ada tiga tipe usaha misi rasul Paulus yang utama yaitu:
1.       Para pengkhotbah keliling yang beralih tempat dari tempat yang satu ke tempat lain di wilayah Yahudi dan memberitahukan bahwa pemerintahan Allah akan datang.
2.      Orang-orang Kristen Yahudi yang berbahasa Yunani yang melaksanakan misinya kepada bangsa non yahudi, dari Yerusalem ke Antiokhia.
3.      Para penyebar agama atau para misionaris Kristen yang yudais yang menurut  2 Korintus dan Galatia pergi mengunjungi jemaat-jemaat  Kristen yang sudah ada untuk memperbaiki apa yang mereka anggap sebagai penafsiran injil yang keliru.
Menurut Michael Green bahwa ada tiga motif utama yang bekerja dalam gereja mula-mula, yang secara khusus dapat diidentifikasikan dalam Paulus antara lain:
1.      Rasa Keprihatinan
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa dalam penilaiannya tentang kekafiran, Paulus setuju dengan pandangan Yudaisme pada waktu itu. Karena apa yang dianggap oleh orang Yahudi sebagai moralitas rendah bangsa-bangsa non Yahudi; daftar kejahatan yang mereka lakukan muncul dalam I Korintus 5:10 dan ditempat lainnya. Akan tetapi Paulus menganggap bahwa penyembahan berhala adalah hal yang salah. Berhala dan rekaan pikiran manusia yang menyimpang, walaupun pada kenyataan yang terjadi semua adalah ciptaan manusia, mereka yang mengendalikan manusia tanpa akan ditarik dari berhala-berhala yang bisu. Penyembahan berhala yang telah meluas di dunia Yunani-Romawi, Rasul Paulus menyampaikan pesan dari Allah yang tidak mengenal kompromi, yang menuntut kesetiaan tunggaldari umatnya. Paulus juga melihat bahwa para umat manusia di luar Kristus telah tersesat dan menuju ke kehancuran serta dalam kebutuhan yang mendesak akan keselamatan.
2.      Rasa tanggung jawab
Keprihatinan Paulus terhadap bangsa non yahudi di kekaisaran Roma nampak dalam kesadaran yang mendalam bahwa ia mempunyai kewajiban untuk memberitakan Injil kepada mereka.Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan injil (I Kor 9:16).
3.      Rasa Bersyukur
Rasul Paulus pergi ke ujung bumi karena pengalaman yang sangat luar akan kasih Allah yang telah ia terima melalui Yesus Kristus. Ungkapan klasik tentang kesadaran Paulus akan kasih Allah sebagai motivasi untuk melakukan misi dalam 2 Korintus 5.
Jadi, secara keseluruhan misi Paulus ialah untuk memimpin orang pada keselamatan di dalam Yesus Kristus serta alasan yang paling utama ialah untuk memberitakan injil kepada semua orang. Melalui misinya, rasul Paulus mempersiapkan dunia hanya untuk kemuliaan Allah yang akan datang dan hari di mana seluruh alam ciptaanNya memuji Dia.[4]







*      Misi Yohanes
Injil Yohanes merupakan pelengkap. Ada kesamaan dari ketiga injil pertama menekankan pembedaan injil ke-4 dari ketiga injil itu. Tiga injil pertama mengemukakan segi kemanusiaanNya, yang ke empat menyingkapkan keilahian Tuhan Yesus. Tiga injil yang pertama bercerita tentang khotbah Tuhan Yesus kepada orang banyak, sedangkan Yohanes sendiri bercerita tentang percakapan-percakapan Tuhan Yesus, perkataan-perkataan yang berlawanan dengan orang Yahudi, serta pengajaran yang khusus ia tunjukkan kepada muridnya. Tiga injil pertama menceritakan tentang pelayanan di Galilea, sedangkan Yohanes sendiri secara keseluruhan membahas tentang pelayanan di Yudea. Yohanes mempunyai sifat mengajar. Ketiga injil ini pertama dimulai dari silsilah kemanusiaan Tuhan Yesus dan menyebutnya penggenapan dari nubuat nabi, akan tetapi yohanes sendiri memulainya dengan penyataan yang langsung dari Allah tentang hal-hal dalam masa kekekalan. Injil Yohanes memberi tempat utama kepada khotbah dan percakapan-percakapan tertentu. Ia tidak menceritakan perumpamaan-perumpamaan yang disebutkan dalam injil lain, tapi menguraikan percakapan Tuhan dengan Nikodemus dan perempuan Samaria.[5] Yohanes menggambarkan perjalanan hidup Yesus dari awal sampai penyaliban dan kebangkitan, seperti yang dilakukan oleh injil-injil sinoptis. Menurut sinoptis Yesus pergi ke Yerusalem hanya sekali, yaitu pada akhir pelayananNya, akan tetapi menurut Yohanes sendiri ia pergi ke sana dalam beberapa kesempatan. [6]




DAFTAR PUSTAKA
Drane Jhone, 2015 Memahami Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia
Hakh Samuel Benyamin, 2008 Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptik, Bandung: Jurnal Info Media
Kuiper De Ari, 2010 Missiologi Jakarta: BPK Gunung Mulia
Bosch David, 2015 Transformasi Misi Kristen Jakarta: BPK Gunung Mulia
Baxter Sidlow J, 1996 Mengenal Isi Alkitab Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Marxsen Willi, 2015 Pengantar Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia



[1] Jhone Drane, Memahami Perjanjian Baru Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015 hal 207
[2] Hakh Samuel Benyamin, Pemberitaan Tentang Yesus Menurut Injil-Injil Sinoptik, Bandung: Jurnal Info Media, 2008.
[3] Ari De Kuiper, Missiologia Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010 hal 47-49
[4] David Bosch, Transformasi Misi Kristen ( Jakarta: BPK Gunung Mulia,2015) hal.209-217
[5] J. Sidlow Baxter, Mengenal Isi Alkitab 3 (Yayasan Komunikasi Bina Kasih) hal. 224-225
[6]  Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (BPK Gunung Mulia) Jakarta 2015 hal 310