Thursday, 24 May 2018

‘Tafsiran Wahyu 14:1-20”


Ø Perbandingan Teks
AYAT
LAI-TB
NIV
BIS
YUNANI
1
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Then I looked, and there before me was the Lamb, standing on Mount Zion, and with him 144,000 who had his name and his Father’s name written on their foreheads.
Kemudian saya melihat, lalu nampak Anak Domba itu berdiri di atas Bukit Sion. Bersama Dia ada 144.000 orang yang pada dahi masing-masing tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Καὶ  εἶδον,  καὶ  ἰδοὺ  τὸ  Ἀρνίον  ἑστὸς  ἐπὶ  τὸ  ὄρος  Σιών,  καὶ  μετ’  αὐτοῦ  ἑκατὸν  τεσσεράκοντα  τέσσαρες  χιλιάδες  ἔχουσαι  τὸ  ὄνομα  αὐτοῦ  καὶ  τὸ  ὄνομα  τοῦ  Πατρὸς  αὐτοῦ  γεγραμμένον  ἐπὶ  τῶν  μετώπων  αὐτῶν.
2
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
And I heard a sound from heaven like the roar of rushing waters and like a loud peal of thunder. The sound I heard was like that of harpists playing their harps.
Lalu saya mendengar suara dari langit menderu seperti bunyi air terjun yang besar dan seperti gemuruh guntur yang hebat. Suara itu terdengar seperti suara musik dari pemain-pemain kecapi yang sedang memainkan kecapinya.
καὶ  ἤκουσα  φωνὴν  ἐκ  τοῦ  οὐρανοῦ  ὡς  φωνὴν  ὑδάτων  πολλῶν  καὶ  ὡς  φωνὴν  βροντῆς  μεγάλης,  καὶ    φωνὴ  ἣν  ἤκουσα  ὡς  κιθαρῳδῶν  κιθαριζόντων  ἐν  ταῖς  κιθάραις  αὐτῶν.
3
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
And they sang a new song before the throne and before the four living creatures and the elders. No one could learn the song except the 144,000 who had been redeemed from the earth.
Di depan takhta dan keempat makhluk serta para pemimpin di sekeliling takhta itu, 144.000 orang itu menyanyikan suatu nyanyian yang baru. Nyanyian itu tidak dapat dipelajari oleh seorang pun selain oleh 144.000 orang itu yang sudah dibebaskan dari bumi.
καὶ  ᾄδουσιν  ‹ὡς›  ᾠδὴν  καινὴν  ἐνώπιον  τοῦ  θρόνου  καὶ  ἐνώπιον  τῶν  τεσσάρων  ζῴων  καὶ  τῶν  πρεσβυτέρων·  καὶ  οὐδεὶς  ἐδύνατο  μαθεῖν  τὴν  ᾠδὴν  εἰ  μὴ  αἱ  ἑκατὸν  τεσσεράκοντα  τέσσαρες  χιλιάδες,  οἱ  ἠγορασμένοι  ἀπὸ  τῆς  γῆς.
4
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
These are those who did not defile themselves with women, for they remained virgins. They follow the Lamb wherever he goes. They were purchased from among mankind and offered as firstfruits to God and the Lamb.
Mereka itu orang-orang yang tetap murni seperti perawan, karena tidak mengadakan hubungan dengan wanita. Mereka mengikuti Anak Domba itu ke mana saja ia pergi. Dari antara seluruh umat manusia, merekalah yang sudah dibebaskan sebagai persembahan pertama kepada Allah dan kepada Anak Domba.
οὗτοί  εἰσιν  οἳ  μετὰ  γυναικῶν  οὐκ  ἐμολύνθησαν·  παρθένοι  γάρ  εἰσιν.  οὗτοι  οἱ  ἀκολουθοῦντες  τῷ  Ἀρνίῳ  ὅπου  ἂν  ὑπάγῃ·  οὗτοι  ἠγοράσθησαν  ἀπὸ  τῶν  ἀνθρώπων  ἀπαρχὴ  τῷ  Θεῷ  καὶ  τῷ  Ἀρνίῳ,
5
Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
No lie was found in their mouths; they are blameless.
Tidak pernah mereka berdusta; dan tidak ada cela sedikit pun pada mereka.
καὶ  ἐν  τῷ  στόματι  αὐτῶν  οὐχ  εὑρέθη  ψεῦδος·  ἄμωμοί  εἰσιν. 
6
Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,
Then I saw another angel flying in midair, and he had the eternal gospel to proclaim to those who live on the earth—to every nation, tribe, language and people.
Lalu saya melihat seorang malaikat lain yang terbang tinggi di langit. Malaikat itu membawa berita tentang Kabar Baik yang abadi untuk disampaikan kepada manusia di bumi yaitu kepada semua bangsa, suku, bahasa dan negara.
Καὶ  εἶδον  ἄλλον  ἄγγελον  πετόμενον  ἐν  μεσουρανήματι,  ἔχοντα  εὐαγγέλιον  αἰώνιον  εὐαγγελίσαι  ἐπὶ  τοὺς  καθημένους  ἐπὶ  τῆς  γῆς  καὶ  ἐπὶ  πᾶν  ἔθνος  καὶ  φυλὴν  καὶ  γλῶσσαν  καὶ  λαόν,
7
dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
He said in a loud voice, “Fear God and give him glory, because the hour of his judgment has come. Worship him who made the heavens, the earth, the sea and the springs of water.”
Malaikat itu berseru dengan suara yang keras, "Takutlah kepada Allah, dan pujilah kebesaran-Nya! Sebab sudah waktunya Allah menghakimi manusia. Sembahlah Dia yang menjadikan langit, bumi, laut dan semua mata air!"
λέγων  ἐν  φωνῇ  μεγάλῃ·  Φοβήθητε  τὸν  Θεὸν  καὶ  δότε  αὐτῷ  δόξαν,  ὅτι  ἦλθεν    ὥρα  τῆς  κρίσεως  αὐτοῦ,  καὶ  προσκυνήσατε  τῷ  ποιήσαντι  τὸν  οὐρανὸν  καὶ  τὴν  γῆν  καὶ  θάλασσαν  καὶ  πηγὰς  ὑδάτων.
8
Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya."
A second angel followed and said, “ ‘Fallen! Fallen is Babylon the Great,’a which made all the nations drink the maddening wine of her adulteries.”
Malaikat kedua menyusul malaikat yang pertama sambil berseru, "Sudah jatuh! Kota Babel yang besar sudah jatuh! Ia sudah membuat segala bangsa menjadi mabuk dengan air anggur--yaitu anggur dari nafsu cabulnya!"
Καὶ  ἄλλος  ἄγγελος   δεύτερος  ἠκολούθησεν  λέγων  Ἔπεσεν  ἔπεσεν  Βαβυλὼν    μεγάλη,    ἐκ  τοῦ  οἴνου  τοῦ  θυμοῦ  τῆς  πορνείας  αὐτῆς  πεπότικεν  πάντα  τὰ  ἔθνη.
9
Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,
A third angel followed them and said in a loud voice: “If anyone worships the beast and its image and receives its mark on their forehead or on their hand,
Seorang malaikat ketiga menyusul dua malaikat itu, sambil berseru dengan suara yang keras, "Orang yang memuja binatang itu dengan patungnya, dan mempunyai tanda binatang itu pada dahi atau tangannya,
Καὶ  ἄλλος  ἄγγελος  τρίτος  ἠκολούθησεν  αὐτοῖς  λέγων  ἐν  φωνῇ  μεγάλῃ  Εἴ  τις  προσκυνεῖ  τὸ  θηρίον  καὶ  τὴν  εἰκόνα  αὐτοῦ,  καὶ  λαμβάνει  χάραγμα  ἐπὶ  τοῦ  μετώπου  αὐτοῦ    ἐπὶ  τὴν  χεῖρα  αὐτοῦ,
10
maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.
they, too, will drink the wine of God’s fury, which has been poured full strength into the cup of his wrath. They will be tormented with burning sulfur in the presence of the holy angels and of the Lamb.
orang itu akan minum anggur Allah, yaitu anggur amarah-Nya yang sudah dituang-Nya ke dalam wadahnya, tanpa dikurangi sedikit pun! Semua orang itu akan disiksa di dalam api dan belerang di hadapan malaikat-malaikat suci dan di hadapan Anak Domba itu.
καὶ  αὐτὸς  πίεται  ἐκ  τοῦ  οἴνου  τοῦ  θυμοῦ  τοῦ  Θεοῦ  τοῦ  κεκερασμένου  ἀκράτου  ἐν  τῷ  ποτηρίῳ  τῆς  ὀργῆς  αὐτοῦ,  καὶ  βασανισθήσεται  ἐν  πυρὶ  καὶ  θείῳ  ἐνώπιον  ἀγγέλων  ἁγίων  καὶ  ἐνώπιον  τοῦ  Ἀρνίου.
11
Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya."
And the smoke of their torment will rise for ever and ever. There will be no rest day or night for those who worship the beast and its image, or for anyone who receives the mark of its name.”
Asap dari api yang menyiksa orang-orang itu akan mengepul terus-menerus untuk selama-lamanya. Siang malam tidak ada henti-hentinya mereka tersiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya, semua orang yang mempunyai tanda nama binatang itu."
καὶ    καπνὸς  τοῦ  βασανισμοῦ  αὐτῶν  εἰς  αἰῶνας  αἰώνων  ἀναβαίνει,  καὶ  οὐκ  ἔχουσιν  ἀνάπαυσιν  ἡμέρας  καὶ  νυκτός  οἱ  προσκυνοῦντες  τὸ  θηρίον  καὶ  τὴν  εἰκόνα  αὐτοῦ,  καὶ  εἴ  τις  λαμβάνει  τὸ  χάραγμα  τοῦ  ὀνόματος  αὐτοῦ.
12
Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.
This calls for patient endurance on the part of the people of God who keep his commands and remain faithful to Jesus.
Dalam hal ini umat Allah yang taat kepada perintah-perintah Allah dan setia kepada Yesus, perlu menjadi tabah.
Ὧδε    ὑπομονὴ  τῶν  ἁγίων  ἐστίν,  οἱ  τηροῦντες  τὰς  ἐντολὰς  τοῦ  Θεοῦ  καὶ  τὴν  πίστιν  Ἰησοῦ.
13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
Then I heard a voice from heaven say, “Write this: Blessed are the dead who die in the Lord from now on.”

“Yes,” says the Spirit, “they will rest from their labor, for their deeds will follow them.”
Lalu saya mendengar suara dari surga berkata, "Tulislah ini: Mulai sekarang, berbahagialah orang-orang yang mati selagi melayani Tuhan!" "Benar!" jawab Roh Allah. "Mereka akan berhenti bekerja keras, karena hasil pelayanan mereka selalu akan menyertai mereka."
Καὶ  ἤκουσα  φωνῆς  ἐκ  τοῦ  οὐρανοῦ  λεγούσης  Γράψον  Μακάριοι  οἱ  νεκροὶ  οἱ  ἐν  Κυρίῳ  ἀποθνῄσκοντες  ἀπ’  ἄρτι.  ναί,  λέγει  τὸ  Πνεῦμα,  ἵνα  ἀναπαήσονται  ἐκ  τῶν  κόπων  αὐτῶν·  τὰ  γὰρ  ἔργα  αὐτῶν  ἀκολουθεῖ  μετ’  αὐτῶν.

14
Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
I looked, and there before me was a white cloud, and seated on the cloud was one like a son of man with a crown of gold on his head and a sharp sickle in his hand.
Kemudian saya melihat, maka nampak suatu awan yang putih. Di atas awan itu duduk seorang yang kelihatannya seperti manusia. Di kepala-Nya ada sebuah mahkota emas, dan di tangan-Nya ada sebuah sabit yang tajam.
Καὶ  εἶδον,  καὶ  ἰδοὺ  νεφέλη  λευκή,  καὶ  ἐπὶ  τὴν  νεφέλην  καθήμενον  ὅμοιον  υἱὸν  ἀνθρώπου,  ἔχων  ἐπὶ  τῆς  κεφαλῆς  αὐτοῦ  στέφανον  χρυσοῦν  καὶ  ἐν  τῇ  χειρὶ  αὐτοῦ  δρέπανον  ὀξύ.
15
Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak."
Then another angel came out of the temple and called in a loud voice to him who was sitting on the cloud, “Take your sickle and reap, because the time to reap has come, for the harvest of the earth is ripe.”
Kemudian seorang malaikat lain keluar dari Rumah Allah. Dengan suara yang keras, ia berseru kepada Dia yang duduk di atas awan itu, "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah sekarang, sebab sudah waktunya untuk panen; bumi sudah matang untuk dituai!"
Καὶ  ἄλλος  ἄγγελος  ἐξῆλθεν  ἐκ  τοῦ  ναοῦ,  κράζων  ἐν  φωνῇ  μεγάλῃ  τῷ  καθημένῳ  ἐπὶ  τῆς  νεφέλης  Πέμψον  τὸ  δρέπανόν  σου  καὶ  θέρισον,  ὅτι  ἦλθεν    ὥρα  θερίσαι,  ὅτι  ἐξηράνθη    θερισμὸς  τῆς  γῆς.
16
Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.
So he who was seated on the cloud swung his sickle over the earth, and the earth was harvested.
Lalu Dia yang duduk di atas awan itu mengayunkan sabit-Nya ke bumi, maka bumi pun dituai.
καὶ  ἔβαλεν    καθήμενος  ἐπὶ  τῆς  νεφέλης  τὸ  δρέπανον  αὐτοῦ  ἐπὶ  τὴν  γῆν,  καὶ  ἐθερίσθη    γῆ.
17
Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam.
Another angel came out of the temple in heaven, and he too had a sharp sickle.
Kemudian saya melihat seorang malaikat yang lain lagi keluar dari Rumah Allah di surga. Ia pun memegang sebuah sabit yang tajam.
Καὶ  ἄλλος  ἄγγελος  ἐξῆλθεν  ἐκ  τοῦ  ναοῦ  τοῦ  ἐν  τῷ  οὐρανῷ,  ἔχων  καὶ  αὐτὸς  δρέπανον  ὀξύ.
18
Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: "Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak."
Still another angel, who had charge of the fire, came from the altar and called in a loud voice to him who had the sharp sickle, “Take your sharp sickle and gather the clusters of grapes from the earth’s vine, because its grapes are ripe.”
Setelah itu, seorang malaikat lain, yang berkuasa atas api, datang dari mezbah. Dengan suara yang kuat ia berseru kepada malaikat yang memegang sabit yang tajam itu, "Ayunkanlah sabitmu itu dan keratlah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buah-buahnya sudah matang!"
Καὶ  ἄλλος  ἄγγελος  ἐξῆλθεν  ἐκ  τοῦ  θυσιαστηρίου,    ἔχων  ἐξουσίαν  ἐπὶ  τοῦ  πυρός,  καὶ  ἐφώνησεν  φωνῇ  μεγάλῃ  τῷ  ἔχοντι  τὸ  δρέπανον  τὸ  ὀξὺ  λέγων  Πέμψον  σου  τὸ  δρέπανον  τὸ  ὀξὺ  καὶ  τρύγησον  τοὺς  βότρυας  τῆς  ἀμπέλου  τῆς  γῆς,  ὅτι  ἤκμασαν  αἱ  σταφυλαὶ  αὐτῆς.
19
Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.
The angel swung his sickle on the earth, gathered its grapes and threw them into the great winepress of God’s wrath.
Maka malaikat itu mengayunkan sabitnya ke bumi dan menyabit buah-buah anggur dari batangnya, lalu melemparkannya ke dalam alat pemeras anggur amarah Allah yang meluap-luap.
καὶ  ἔβαλεν    ἄγγελος  τὸ  δρέπανον  αὐτοῦ  εἰς  τὴν  γῆν,  καὶ  ἐτρύγησεν  τὴν  ἄμπελον  τῆς  γῆς  καὶ  ἔβαλεν  εἰς  τὴν  ληνὸν  τοῦ  θυμοῦ  τοῦ  Θεοῦ  τὸν  μέγαν.
20
Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.   
They were trampled in the winepress outside the city, and blood flowed out of the press, rising as high as the horses’ bridles for a distance of 1,600 stadia.

Buah-buah anggur itu diperas di luar kota, dan dari alat pemeras anggur itu mengalirlah darah seperti sungai, sejauh tiga ratus kilometer, dan sedalam hampir dua meter.
καὶ  ἐπατήθη    ληνὸς  ἔξωθεν  τῆς  πόλεως,  καὶ  ἐξῆλθεν  αἷμα  ἐκ  τῆς  ληνοῦ  ἄχρι  τῶν  χαλινῶν  τῶν  ἵππων,  ἀπὸ  σταδίων  χιλίων  ἑξακοσίων.

Ø Konteks Historis
1.     Penulis
           Penulis dari Kitab Wahyu ini memperkenalkan dirinya sebagai Yohanes. Yohanes merupakan nama yang umum dipakai di kalangan orang Yahudi dan Kristen.[1] Dalam buku Perjanjian Baru karangan dari Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh disebutkan bahwa penulis memperkenalkan dirinya sebagai Yohanes. Maka dengan ini, jelas bahwa penulis tidak menulis secara anonim. Ada seorang bapa gereja yang bernama Yustinus, ia menyamakan penulis Kitab Wahyu ini dengan penulis Injil Yohanes. Irenius juga telah menyusuri Kitab Wahyu, Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes sebagai tulisan yang berasal dari Yohanes murid Yesus. Dalam Kitab Perjanjian Baru mencatat bahwa ada lima orang yang bernama Yohanes. Yohanes anak Zebedeus, Yohanes Pembaptis, Yohanes Markus, Yohanes yang tergolong keturunan imam besar dan Ayah dari Simon Petrus.[2] Dalam buku Pengantar Perjanjian Baru karangan Willi Marxsen, Identitas dari penulis kitab wahyu memperkenalkan dirinya kepada para pembacanya dengan nama Yohanes dan Yohanes sendiri menggambarkan dirinya sebagai “Saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus”. Ada juga yang menduga bahwa si pengarang yang dimaksudkan ialah Yohanes sang Penatua. Akan tetapi, sampai dengan saat ini, banyak orang yang masih memperdebatkan identitas dari Yohanes ini.[3]

Ø Waktu dan Tempat Penulisan
Dalam buku Pengantar Perjanjian Baru karangan dari Willi Marxsen, Sulit  untuk mengusulkan waktu penulisannya, karena dalam karyanya ada sejumlah petunjuk yang dapat ditafsirkan yang mengacu kepada beraneka peristiwa historis. Tapi, dapat disimpulkan bahwa karya ini ditulis pada waktu penganiayaan. Menurut Willi Marxsen, Waktu penulisan ialah pada waktu pemerintahan Domitianus (81-98M). Dan tempat penulisan terjadi karena ada penglihatan dan panggilan di Patmos, sebuah pulau kecil di lepas pantai Barat Asia Kecil.[4] Sedangkan dalam buku Perjanjian Baru karangan dari Pdt. Dr Samuel Benyamin Hakh, waktu penulisannya dapat diperkirakan dari intensitas penganiayaan yang dialami oleh jemaat yang disapa di dalam Kitab Wahyu. Penganiayaan yang terjadi pada waktu itu, sama sekali tidak berkaitan dengan penyembahan kepada kaisar, melainkan berkaitan dengan persoalan politik, yaitu untuk menghapus segala desas-desus bahwa Kaisar Nero yang membakar kota Roma. Kitab ini mungkin ditulis di kota Efesus, karena di kota ini didirikan patung dari Domitianus, dan rakyat dipaksa untuk menyembah dia.[5] Menurut William Barclay, waktu penulisan kitab Wahyu sekitar tahun 95 M dan pada waktu pemerintahan Domitianus (81-96).[6] Dalam Pedoman Penafsiran Alkitab Wahyu kepada Yohanes, Kitab ini ditulis di sebuah pulau yang bernama Patmos, yaitu pulau tempat Yohanes diasingkan. Ada bermacam-macam pendapat tentang kapan kitab ini ditulis, para ahli berpendapat bahwa waktu penulisannya ditulis sekitar tahun 54-68 M, menjelang akhir pemerintahan Kaisar Nero.[7]

Ø Maksud Penulisan
Sekitar akhir abad pertama, seluruh penduduk di wilayah kekaisaran Romawi diwajibkan untuk menyembah dan mempersembahkan kurban kepada kepada kaisar-kaisar yang menganggap diri mereka sebagai dewa. Orang-orang yang menolak dianggap penghianat dan dapat dijatuhi hukuman mati. Situasi ini membuat jemaat Kristen bertanya-tanya: Kalau mereka tidak taat terhadap Roma, apakah Jemaat akan punah? Bagaimana dengan keyakinan mereka bahwa Allah akan memerintah di dunia ini? Penulis Kitab Wahyu menerima pesan khusus dari Allah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ia menyampaikan pesan itu kepada tjuh jemaat Kristen di Asia Kecil, namun sebenarnya pesan itu ditunjukkan kepada seluruh jemaat Kristen. Pesan ini terutama berisi tiga hal:
1.     Dunia penuh dengan kejahatan: Jemaat Kristen mungkin harus menderita dan mati.
2.     Yesus adalah Tuhan: Ia akan menaklukkan seluruh umat manusia dan semua kekuatan, termasuk kekaisaran Romawi yang melawan Allah.
3.     Allah menganugerahkan upah yang melimpah kepada orang-orang yang setia kepadaNya, terutama kepada mereka yang kehilangan nyawanya demi Dia.

Ø Keadaan Sosial, Politik dan Agama
·        Sosial                   : Dalam Kekaisaran Romawi, pada waktu kitab Wahyu di tulis, ada dua golongan tingkat sosial ekonomi, yaitu yang kaya dan yang miskin.
·        Politik         : Menurut tahun penulisan, kita Wahyu ditulis pada masa Wangsa Flavianus, yang terdiri dari Vespasian (69-79), lalu Kaisar Titus (79-81) serta Kaisar Domitianus (81-96). Pada waktu kitab ini ditulis, menyembah Kaisar Domitianus merupakan suatu kewajiban yang harus diikuti dan itu merupakan wujud tanda kesetiaan politis yang ada pada masa itu.
·        Agama        : -    Orang Roma : Banyak menyembah dewa-dewi
-         Orang Kristen : Agama Kristen sudah dianggap berbeda dengan agama Yahudi yaitu sejak tahun 95.
Ø Pembagian Kitab Wahyu
1.     Penglihatan I   : Jemaat di Bumi
2.     Penglihatan II  : Takhta Allah dan Tujuh Materai
3.     Penglihatan III : Tujuh Sangkakala
4.     Penglihatan IV : Aspek peperangan dan keselamatan
5.     Penglihatan V  : Tujuh cawan penghukuman
6.     Penglihatan VI : Kemenangan Kristus
7.     Penglihatan VII : Langit Baru dan Bumi Baru



[1] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Edisi Studi ,: (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015), hal. 2046.
[2] Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru (Bandung: Bina Media Informasi), hal 370
[3] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 342-343
[4] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 343
[5] Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru (Bandung: Bina Media Informasi), hal 370-371
[6] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Kitab Wahyu Kepada Yohanes (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009)
[7] Lembaga Alkitab Indonesia, Pedoman Penafsiran Alkitab Wahyu kepada Yohanes (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2009) Hal 1